Pages

Friday 14 October 2011

Tentang Ayah dan Bunda =)

Konbanwa minna-chan =)

tadi saya bongkar-bongkar binder lama saya yg isinya puisi,
trus saya baca sambil senyum-senyum sendiri,
kyknya dulu saya galau bgt sama perasaan, karena tercermin dari puisi-puisi saya yg rada (*no, no, no, bukan RADA, tapi MEMANG) melowdrama >_< *hehehe,
jadi saya sempet mikir, bahwa uda lama jg saya enggak nuangin perasaan dlm bentuk puisi,
kalau dipikir-pikir sejak saya menemukan seseorang yg selalu buat saya jauh dari tangis (cie, cie.... curcol nih yee) *hahahay.
okey, skip that !
hmm salah satu puisi saya yg bikin saya ngelirik 2x itu adl puisi yg judulnya ; "POHON"
sedikit spoiled deh ttg puisi "POHON"

Aku ingin seperti pohon,
Ia kelu dalam terik dan badai
Ia rindang dalam panas yg mendahaga
Ia teduh dalam rinai yg menggigil

Aku ingin seperti pohon
Ia simpan cerita dilelahnya hari
Ia tetap berdiri dalam kelam


Aku ingin seperti pohon
Ia menari bersama angin
Ia bernyanyi nyanyian alam
Namun, dapatkah kau mendengar keluhnya ?
Sebenarnya ia menangis bersama hujan.

hehhe, beginilah puisi saya jaman SMA dulu, rada galau-galau gimanaaa gitu =P namanya jga labil, nyahahaha !
jd sekarang, saya coba buat puisi nih, seketika td langsung bergerak dan mengetik,
saya uda lama gak berpuisi buat Ayah-Bunda,
jadi saya coba buat untuk mereka,
ini dia,
silahkan dibaca... =)

Bersama angin aku titipkan senyuman, melambai hingga sampai olehmu.
Bersama hujan aku tutup pilu yg merambah, tak akan kuberi hingga tergapai olehmu,
Ayah Bunda,
Bersama senja kita melewati hari,
Namun kasihmu tak pernah luntur bagai mentari.
Mengecup kasihmu adalah yg ternikmat,
Bahkan sempatkah aku bersyukur, terkadang  tidak.
Jika aku melangkah lebih jauh dari dekapanmu,
Masih byk yg tak terjamah oleh kasih, seperti mereka yg tak memiliki apa yg telah aku miliki,
Walaupun bersama bintang mereka menari, terlalu bebas, tapi terbelenggu.
Belenggu harapan,
Bahagia itu siapa yg tau, tapi aku dapat merasa.
Bagaimana tangan-tangan itu menyambutku dgn Cinta,
Tangan yg menuntun keridhaan dikala aku bergeming dgn duka,
Dikala aku berperang dengan gentar,
Dikala aku sekelam malam yg panjang,
Dikala aku menapaki langkahku sendiri hingga terjatuh dan terbangun lagi.
Ini yg terindah,
Kasih saying mu Ayah-Bunda =)
Terima kasih,Karena aku terlalu mencintaimu
Dan dalam sebuah doa aku mencoba mendekapmu bersama harap.

hehey, sekian puisi saya semoga jd inspirasi temen-temen untuk bisa tambah sayang dan Care lg sama org tuanya dirumah, buat anak-anak kuliah yg lagi pada ngekost, inget org tua dirumah, jgn mngecewakan mereka yg tengah berharap anaknya pulang bawa ijazah =)
oke lah, semoga bermanfaat =)


see u on the next entry fellas =)

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...